Ibnu Abbas Jaelani : Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan dan Tingkatan Berpuasa
Table of Contents
(RI) ~ Setiap Muslim di seluruh dunia menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan suka cita. Sebagai bulan yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam, persiapan lahir dan batin menjadi hal yang sangat penting agar kita dapat menjalani ibadah puasa dengan maksimal. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua persiapan utama menurut Ibnu Abbas Jaelani, tingkatan berpuasa, serta cara meningkatkan kualitas puasa berdasarkan penjelasan Imam Al- Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.
Keutamaan Bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan, Tiga bulan ini saling berhubungan dalam membentuk persiapan spiritual menuju Ramadhan.
Bulan Rajab Bulan Persiapan, Rajab adalah waktu yang tepat untuk mulai membersihkan diri. Amalan yang dianjurkan meliputi:
- Memperbanyak istighfar.
- Puasa sunnah sebagai latihan fisik dan spiritual.
- Bersedekah kepada yang membutuhkan.
Bulan Sya'ban Bulan Perbaikan Diri adalah bulan peningkatan kualitas ibadah. Rasulullah SAW sering memperbanyak puasa sunnah di bulan ini. Malam Nisfu Sya'ban menjadi waktu yang istimewa untuk berdoa dan memohon ampunan.
Bulan Ramadhan Bulan yang dimana puncaknya ibadah, adapun amalan yang perlu di lakukan meliputi di antaranya :
Menjaga puasa dengan kualitas terbaik. , Membaca Al- Qur'an secara rutin. Memperbanyak qiyamul lail( sholat malam). Keutamaan Menyambut Ramadhan dengan Sukacita. Menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan adalah sunnah yang dianjurkan. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Durratun Nasihin bahwa orang yang senang dengan datangnya bulan puasa Ramadhan, maka Allah mengharamkan manusia itu masuk Neraka. Gembira menyambut Ramadhan mencerminkan keimanan yang tulus kepada Allah dan penghormatan terhadap bulan yang mulia ini.
Dua Persiapan Utama Menyambut Ramadhan, Menurut Ibnu Abbas Jaelani, ada dua jenis persiapan yang harus dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan, yaitu :
1. Persiapan Lahiriah. Persiapan ini mencakup segala aspek fisik dan material. Berikut beberapa langkah penting, Kesehatan Fisik Pastikan tubuh dalam kondisi prima dengan menjaga pola makan, olahraga, dan istirahat yang cukup. Kebiasaan buruk seperti merokok atau makan tidak teratur perlu dihindari agar tubuh dapat beradaptasi dengan cepat saat puasa. Kebutuhan Logistik Mulailah mempersiapkan bahan makanan sehat untuk sahur dan berbuka. Hindari pemborosan, dan fokus pada menu sederhana namun bernutrisi. Membersihkan Lingkungan Lingkungan yang bersih membantu menciptakan suasana yang nyaman untuk beribadah. Membersihkan rumah dan masjid adalah langkah nyata untuk memuliakan Ramadhan.
2. Persiapan Batiniah, Persiapan ini melibatkan aspek spiritual dan internal agar hati lebih tenang dan fokus dalam beribadah. Tazkiyatun Nafs( Pembersihan Diri) Tingkatkan introspeksi diri dengan memperbanyak dzikir, istighfar, dan membaca Al- Qur'an. Ini membantu kita untuk membersihkan hati dari penyakit- penyakit seperti iri, dengki, dan kebencian. Memperbaiki Hubungan Sosial Sebelum memasuki Ramadhan, usahakan untuk meminta maaf dan memaafkan orang lain. Jalin hubungan yang harmonis dengan keluarga, teman, dan tetangga agar tidak ada beban emosional selama berpuasa.
Tingkatan Puasa Menurut Imam Al- Ghazali, Imam Al- Ghazali mengklarifikasi tiga tingkatan puasa berdasarkan kualitas dan tujuan
1. Shaumul Umum (Puasanya Orang Awam), Level ini adalah yang paling dasar. Orang yang berada di tingkatan ini hanya berpuasa secara fisik, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal- hal yang membatalkan puasa. Namun, aspek spiritual sering kali terabaikan. Ciri- ciri Puasa sebatas rutinitas tanpa memperhatikan perbuatan seperti bergosip, berbohong, atau menyebarkan fitnah. Upaya Peningkatan Tingkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga hati dan pikiran selama berpuasa.
2. Shaumul Khusus (Puasanya Orang Spesial), Tingkatan ini lebih tinggi dari yang pertama. Mereka yang berpuasa di position ini tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa secara syari'at, tetapi juga menahan anggota tubuhnya dari dosa, seperti :
- Mulut dijaga dari perkataan sia-sia.
- Mata dijaga dari melihat hal yang tidak halal.
- Tangan dan kaki dijaga dari tindakan yang membawa kemaksiatan.
- Jari-jemari dijaga dari menyebarkan konten negatif.
3. Shaumul Khususil Khusus (Puasanya Orang Istimewa), ini adalah tingkatan tertinggi yang hanya dicapai oleh para Nabi, shiddiqin, dan muqarrabin. Puasa mereka bukan sekadar menahan diri dari hal- hal duniawi, tetapi juga dari segala bentuk pikiran yang dapat mengalihkan hati dari Allah, seperti :
- Hati selalu fokus pada akhirat.
- Pikiran dijaga agar tidak terganggu oleh urusan duniawi.
- Semua aktivitas didasarkan pada kecintaan kepada Allah.
Upaya Peningkatan Perbanyak dzikir dan muhasabah diri, serta latih konsentrasi dalam ibadah agar terjaga dari godaan duniawi. Upaya Peningkatan Fokus pada pengendalian diri dengan memperbanyak amalan sunnah seperti sholat tarawih, sedekah, dan membaca Al- Qur'an.
Persiapan menyambut bulan Ramadhan memerlukan keseimbangan antara aspek lahiriah dan batiniah. Tingkatan puasa yang dirumuskan oleh Imam Al- Ghazali mengingatkan kita bahwa ibadah puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk mencapai kualitas ibadah yang lebih tinggi. Mari manfaatkan bulan Rajab dan Sya'ban untuk memperbanyak amal, membersihkan diri, dan memohon kepada Allah agar kita dapat menjalani Ramadhan dengan penuh ketakwaan.
Sudahkah kita mempersiapkan diri? Dimanakah tingkatan puasa kita selama ini? Semoga tahun ini kita dapat menapaki position yang lebih tinggi dan menjadikan Ramadhan sebagai momen transformasi spiritual.
Post a Comment