(RI) ~ Setiap kelompok maupun organisasi membutuhkan pemimpin yang dapat mengarahkan anggotanya ke arah yang lebih baik. Namun, sering kali kita beranggapan bahwa kepemimpinan Demokratis adalah yang paling tepat. Padahal, ada berbagai tipe kepemimpinan yang bisa diterapkan sesuai dengan kondisi tertentu. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Feodalisme
Feodalisme adalah kepemimpinan yang dianut oleh kaum bangsawan pada masa lalu. Kata Feodalisme berasal dari “Feodum” yang berarti pemilik tanah. Dalam sistem ini, kekuasaan hanya dimiliki oleh pemilik tanah atau bangsawan tertentu. Contoh sederhananya adalah seorang juragan yang memiliki lahan luas dan juga menjabat sebagai kepala desa, serta hanya memperkerjakan orang-orang dari golongannya.
Kelebihan Feodalisme:
- Skema kepemimpinan yang tidak dapat dibantah sehingga lebih stabil.
- Disegani dan dihormati oleh banyak pihak.
Kekurangan Feodalisme:
- Bersifat diskriminatif.
- Tidak memberikan ruang bagi orang di luar golongannya.
- Perintahnya tidak bisa dibantah.
- Cenderung melebih-lebihkan diri sendiri tanpa sesuai dengan kemampuan.
2. Monarki
Monarki adalah sistem kepemimpinan yang diwariskan secara turun-temurun dan dipegang oleh seorang Raja atau Ratu. Negara-negara seperti Inggris, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam masih menganut sistem ini.
Kelebihan Monarki:
- Keputusan dapat dibuat dengan cepat tanpa perlu meminta pendapat dari rakyat.
Kekurangan Monarki:
- Bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
- Kebebasan berpendapat sangat terbatas.
3. Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Demos (rakyat) dan Kratos (pemerintahan). Artinya, kepemimpinan demokratis mengutamakan musyawarah antara pemerintah dan rakyat. Negara seperti Indonesia menjunjung tinggi sistem ini.
Kelebihan Demokrasi:
- Keterbukaan antara pemimpin dan rakyat.
- Keputusan diambil secara bersama-sama melalui musyawarah.
Kekurangan Demokrasi:
- Mudah dimanfaatkan untuk aksi massa.
- Berpotensi menciptakan kolusi dan nepotisme.