(RI) ~ Forum Group Discussion (FGD) Museum Multatuli: Melestarikan Budaya Baduy
Rutinitas Program Publik yang diadakan setiap tahun, yaitu acara DAK Non Fisik Museum Multatuli, kembali menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD). Acara ini digagas oleh Niduparas Erlang dan diadakan di salah satu museum terkemuka di Kabupaten Lebak pada
Rabu, 11 Desember 2024.
Kecapi Buhun dan Cerita Pantun Baduy
Kecapi Buhun dan Cerita Pantun Baduy merupakan proyek besar sekaligus pembelajaran tradisi lisan yang masih terus berlangsung. Dalam proyek ini, penelitian dilakukan secara langsung kepada Ki Pantun atau yang biasa disebut Ayah Anirah, seorang penjaga tradisi lisan Baduy.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pejabat daerah, sanggar seni, akademisi, dan mahasiswa. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk melestarikan, mempromosikan, dan mendalami kekayaan budaya lokal, khususnya dalam bidang kesenian tradisional
dan alat musik khas masyarakat Baduy.
Tantangan dalam Pelestarian Budaya
Kecapi Buhun dapat dimainkan kapan saja dan diperkenalkan ke khalayak umum. Namun, berbeda dengan Cerita Pantun Baduy, yang memiliki nilai sakral tinggi karena erat kaitannya dengan adat dan makna yang mendalam.
“Untuk kecapi buhun dari Baduy, jika ingin dimainkan itu tidak bisa sendirian karena harus ada yang memainkan alat musik dan membaca alunan lagunya,”
ujar Ki Pantun.
Gagasan Museum Musik Tradisional
Salah seorang seniman muda yang menjadi narasumber dalam diskusi ini, Rijal, menyampaikan gagasannya tentang pentingnya membangun
Museum Musik Tradisional di Banten. Menurutnya, Pandeglang saat ini sedang merencanakan pembangunan museum, dan ini bisa menjadi momentum yang baik untuk memasukkan elemen musik tradisional.
Dukungan dari Mahasiswa
Seorang mahasiswa Universitas Setia Budhi Rangkasbitung, Silvidianti, juga memberikan pendapatnya mengenai pentingnya ruang khusus untuk pelestarian warisan budaya.
“Lebak, Banten merupakan daerah yang kaya akan warisan budaya seperti alat musik Baduy ini. Pemerintah setempat seharusnya menyediakan ruang khusus untuk melestarikan warisan budaya tersebut agar dapat dipamerkan kepada publik. Hal ini akan memperkuat peran museum sebagai institusi kebudayaan yang inovatif serta mendapatkan eksposur lebih luas untuk menarik wisatawan,” ujar Silvidianti.
Kesimpulan
Harapannya, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat semakin mencintai budaya lokal dan turut serta dalam upaya pelestariannya. Jangan sampai budaya lokal dianggap kuno dan tidak menarik untuk dipamerkan, sehingga masyarakat lebih tertarik pada budaya luar. Oleh karena itu, acara seperti ini memberikan dampak positif bagi seluruh peserta dalam menjaga dan memperkuat identitas budaya daerah.
Jurnalis: MVI