(RI) ~ Siti Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah ﷺ, merupakan sosok perempuan Muslimah yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau dikenal sebagai wanita yang sederhana, tangguh, cerdas, dan penuh kasih sayang. Sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), meneladani gaya hidup Siti Fatimah dapat menjadi pijakan untuk menjadi Muslimah yang aktif dalam gerakan sosial, pendidikan, dan kepemimpinan tanpa kehilangan nilai keislaman.
1. Kesederhanaan dalam Kehidupan
Siti Fatimah menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan, jauh dari kemewahan dan sikap berlebihan. Meskipun putri Rasulullah ﷺ, beliau tidak hidup dalam gelimang harta, tetapi tetap bersyukur atas apa yang dimiliki. Dalam konteks kader PMII, kesederhanaan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tidak berlebihan dalam berpakaian, bersikap rendah hati, serta lebih mengutamakan substansi daripada tampilan luar.
2. Kelembutan dalam Berperilaku
Sebagai seorang perempuan, Siti Fatimah menunjukkan kelembutan dalam tutur kata dan sikapnya. Namun, kelembutan ini bukan berarti kelemahan, melainkan menunjukkan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi. Kader PMII dapat meniru sifat ini dengan tetap bersikap santun dalam berdiskusi, berdakwah, dan berorganisasi, sehingga mampu menjadi teladan dalam lingkungan sekitar.
3. Keteguhan dalam Memperjuangkan Keadilan
Meskipun lembut, Siti Fatimah adalah sosok yang teguh dalam memperjuangkan kebenaran. Beliau tidak ragu untuk menyuarakan hak-haknya dan membela keadilan. Kader PMII harus memiliki keteguhan yang sama dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dan keadilan sosial. Hal ini bisa diwujudkan dengan aktif dalam gerakan mahasiswa, advokasi sosial, serta membela hak-hak perempuan dan kelompok yang terpinggirkan.
4. Kecerdasan dan Keilmuan
Siti Fatimah dikenal sebagai perempuan yang cerdas dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama serta kehidupan sosial. Sebagai kader PMII, meneladani kecerdasan Siti Fatimah berarti terus belajar, meningkatkan wawasan, dan berkontribusi dalam diskusi intelektual. Dengan kecerdasan, kader Muslimah dapat menjadi pemimpin yang berpengaruh dan mampu memberikan solusi bagi permasalahan umat.
5. Peran Aktif dalam Keluarga dan Masyarakat
Siti Fatimah bukan hanya seorang ibu rumah tangga, tetapi juga seorang istri dan ibu yang berperan dalam perjuangan Islam. Beliau mampu menjalankan tanggung jawab domestik tanpa mengesampingkan peran sosialnya. Kader PMII harus mampu menyeimbangkan antara kehidupan pribadi, keluarga, dan tanggung jawab sosial. Menjadi Muslimah yang aktif bukan berarti meninggalkan peran keluarga, tetapi justru menjadikannya sebagai bagian dari perjuangan.
6. Spiritualitas yang Kuat
Sebagai seorang Muslimah, Siti Fatimah selalu menjaga hubungan dengan Allah melalui ibadah yang khusyuk dan penuh ketakwaan. Spiritualitas yang kuat ini harus menjadi pegangan bagi kader PMII dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan menjaga shalat, doa, dan ibadah lainnya, kader Muslimah dapat memiliki energi spiritual yang kuat dalam menjalankan perannya di masyarakat.
Feminim Muslimah ala Siti Fatimah
Feminim Muslimah ala Siti Fatimah merupakan konsep yang meneladani sosok perempuan tangguh, cerdas, dan penuh kasih sayang. Dalam organisasi PMII, konsep ini dapat ditekankan melalui kesederhanaan, kelembutan dalam berperilaku, serta kekuatan dalam memperjuangkan keadilan.
semoga dengan ini kaum muslimah khususnya kader kopri PMII, bisa mengambil pelajaran dari sikap beliau yang selalu mengutamakan ibadah, berjuang tanpa pamrih dan juga bisa menjaga perannya antara domistik dan sosial
Amin