Pendekatan ini juga dapat mendorong perempuan Muslimah untuk lebih aktif dalam kepemimpinan, pendidikan, dan kegiatan sosial tanpa kehilangan nilai keislaman. Siti Fatimah bukan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai sosok inspiratif dalam perjuangan Islam.
Wilda, selaku kader PMII Probolinggo, mengatakan :
“Jika diterapkan, konsep ini dapat membawa warna baru dalam gerakan mahasiswa Islam yang lebih inklusif terhadap perempuan, tanpa meninggalkan akar tradisi Islam yang kuat. Dengan demikian, PMII bisa menjadi wadah bagi perempuan Muslimah yang ingin berperan dalam gerakan sosial sambil tetap menjaga jati diri keislamannya.”
Harapan
Kader PMII sebagai bagian dari gerakan mahasiswa Islam harus mampu mengambil inspirasi dari beliau untuk menjadi perempuan Muslimah yang aktif, berdaya, dan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Dengan demikian, PMII dapat menjadi wadah yang lebih inklusif bagi perempuan Muslimah yang ingin berkontribusi dalam pembangunan masyarakat tanpa kehilangan jati dirinya sebagai seorang Muslimah.
Inilah saatnya kader PMII menanamkan nilai-nilai Siti Fatimah dalam kehidupan sehari-hari, agar perjuangan dalam organisasi dan masyarakat tidak hanya berorientasi pada dunia, tetapi juga bernilai ibadah di sisi Allah.
Baca Juga : Review Buku : Filsafat Ilmu Islam dan Barat
semoga dengan ini kaum muslimah khususnya kader kopri PMII, bisa mengambil pelajaran dari sikap beliau yang selalu mengutamakan ibadah, berjuang tanpa pamrih dan juga bisa menjaga perannya antara domistik dan sosial
Amin