Serang – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DINKOP UKM) Provinsi Banten menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Resort Nuansa Bali, Anyer, pada Selasa–Rabu, 24–25 Juni 2025.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 50 pelaku UMKM yang diundang secara resmi. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal keterampilan yang relevan agar para peserta mampu mengembangkan usaha mereka secara lebih inovatif dan strategis dalam menghadapi tantangan ke depan.
UMKM merupakan sektor penting dalam menggerakkan roda perekonomian, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Dengan kontribusinya yang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sektor ini menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi inklusif di Provinsi Banten.
Materi Manajemen Risiko dan Kelangsungan Usaha
Salah satu materi utama dalam pelatihan ini adalah Manajemen Risiko dan Kelangsungan Usaha yang disampaikan oleh narasumber berpengalaman, Ibu Sev Rahmiyanti, S.E., Ak., M. Ak selaku Kaprodi Kewirausahaan UNBAJA sekaligus Pengurus IAI Wilayah Banten
Dalam pemaparannya, Sev Rahmiyanti menjelaskan pentingnya pengelolaan usaha yang tepat guna meminimalkan risiko serta menjaga keberlangsungan bisnis secara efisien.
“Semua kegiatan pasti memiliki risiko, apalagi dalam bisnis. Karena itu, kita harus cermat dan tepat dalam setiap pengelolaannya,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa sektor UMKM secara hukum (de jure) mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas. Hal ini karena prosedur dan akses ke sektor UMKM relatif tidak rumit. Meski demikian, tetap dibutuhkan prinsip-prinsip kewirausahaan yang kuat agar usaha bisa bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Respons Peserta dan Harapan ke Depan
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta bernama Ibu Fitri, yang menjalankan usaha emping, mengungkapkan persoalan utama yang sering dihadapi UMKM, yaitu kurangnya pemahaman dalam pencatatan keuangan.
“Masalah terbesar UMKM adalah soal laporan keuangan. Omzet sering kali disatukan dengan kebutuhan sehari-hari, sehingga sulit untuk mengetahui berapa keuntungan yang sebenarnya didapat,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, DINKOP UKM Provinsi Banten berharap dapat menjawab kebutuhan para pelaku UMKM serta melahirkan wirausahawan yang kompeten, adaptif, dan siap bersaing di era modern.
“Semua peserta yang hadir harus mampu membaca peluang dari setiap perkembangan zaman agar dapat membangun usaha yang berkelanjutan,” pungkas Sev Rahmiyanti.
Pelatihan ini bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari perjalanan panjang dalam membangun usaha yang lebih matang dan berdaya saing tinggi. Dengan semangat kolaboratif dan penerapan ilmu yang didapat, diharapkan UMKM di Banten terus tumbuh dan memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah maupun nasional.