(RI) ~ STPDN Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengadakan seminar Nobar & Ngopi (Ngobrol Inspirasi) bersama sutradara Indonesia ternama, Darwin Mahesa. Acara ini berlangsung pada 3 November 2024 di Aula Kampus STPDN.
📅 Tanggal: Minggu, 3 November 2024
⏰ Waktu: 20:00 – 21:30 WIB
📍 Lokasi: Aula Kampus STPDN Rangkasbitung
👥 Peserta: Organisasi DEMA, HMPS, BKPI, PAI, serta mahasiswa semester 1-8
Seminar ini menghadirkan Darwin Mahesa sebagai pembicara utama, didampingi oleh Bapak Muhajirin, seorang dosen senior STPDN yang turut memberikan pandangan akademis mengenai dunia perfilman dan budaya.
🎬 Film “Leuit Sang Alang” & Kisah Inspiratif di Baliknya
Dalam sesi diskusi, Darwin Mahesa berbagi cerita tentang film terbarunya, “Leuit Sang Alang”, yang tayang pada tahun 2024. Film ini berkisah tentang seorang mahasiswa yang melakukan observasi ke sebuah tempat wisata yang masih memegang teguh kearifan lokal dan budaya asri.
Namun, di dalam perjalanan observasinya, terdapat berbagai aturan ketat yang harus dipatuhi, seperti:
- ❌ Tidak boleh mengenakan sarung
- ❌ Tidak diperbolehkan memakai baju hitam
- ❌ Tidak boleh menggunakan tudung Baduy
- ❌ Tidak diperkenankan merusak alam
Jika ada yang melanggar, maka konon akan didatangi oleh sosok mistis Kasepuhan Banten Kidul, yang meninggal secara misterius.
🎥 Nobar & Diskusi Film
Setelah sesi diskusi, seluruh peserta diajak untuk menonton film tersebut bersama-sama di aula kampus. Para mahasiswa sangat antusias menyaksikan bagaimana cerita ini mengangkat budaya lokal dengan nuansa yang kuat.
“Film ini mengajarkan kita untuk menghormati adat dan budaya setempat. Jangan sampai kemajuan zaman menghapus identitas budaya yang sudah ada sejak dahulu kala.” – Darwin Mahesa, Sutradara
💡 Inspirasi bagi Mahasiswa
Seminar ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana industri film dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat, terutama dalam melestarikan budaya lokal. Banyak mahasiswa yang merasa termotivasi untuk mengeksplorasi dunia perfilman lebih lanjut.
Salah satu peserta, Siti Rahma dari HMPS, mengungkapkan bahwa film ini membuatnya semakin tertarik untuk belajar tentang perfilman dan mengangkat kisah budaya lokal ke dalam skenario film pendek.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana mahasiswa dapat langsung berdiskusi dengan narasumber tentang proses pembuatan film, tantangan di industri film Indonesia, serta peluang karier di bidang sinematografi.
Dengan adanya seminar ini, STPDN Rangkasbitung berharap dapat terus menghadirkan acara inspiratif yang mampu memberikan wawasan luas kepada mahasiswa, khususnya dalam bidang seni dan budaya.