Sampah : Ancaman Multidimensional yang Mendesak
Isu sampah menjadi salah satu perhatian utama dalam diskusi. Menurut Al Farizi, masalah sampah bersifat multidimensional dan menuntut perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat.
Dalam pernyataannya, Al Farizi menyoroti bahwa pertumbuhan populasi dan ekspansi industri telah meningkatkan jumlah sampah yang dihasilkan. Jika tidak dikelola dengan baik, dampaknya meluas ke berbagai aspek, termasuk lingkungan, kesehatan, dan stabilitas sosial.
Ia menjelaskan bahwa akumulasi sampah berdampak langsung pada kesehatan manusia. Salah satu ancaman terbesar adalah pembakaran sampah, yang menghasilkan emisi gas beracun seperti dioksin dan furan, yang dapat memicu kanker.
Selain itu, tumpukan sampah menciptakan habitat bagi patogen penyebab penyakit, termasuk:
- Infeksi saluran pernapasan
- Penyakit kulit
- Demam berdarah (penyakit berbasis vektor)
Oleh karena itu, keterlibatan aktif individu, komunitas, dan pemerintah dalam penanganan sampah menjadi keharusan guna menciptakan ekosistem yang lestari.
Tambang Ilegal: Ancaman Ekologis dan Sosial
Sementara itu, Subra mengangkat isu Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sarolangun, Jambi. Aktivitas ilegal ini menyebabkan kerusakan ekologi yang luas dan berdampak pada masyarakat sekitar.
Menurut data Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Limau Unit VII Hulu Sarolangun, tambang ilegal telah merusak kawasan Bukit Bulan, dengan empat desa terdampak secara serius, terutama terkait kerusakan fungsi penyimpanan air.
Selain itu, penggunaan merkuri dalam penambangan emas mengancam kesehatan masyarakat karena mencemari sumber daya air.
Dalam diskusi, PMII menegaskan pentingnya:
- Advokasi kebijakan lebih ketat untuk mengendalikan tambang ilegal.
- Mendorong legalitas dan keberlanjutan pertambangan rakyat.
- Menjembatani kepentingan masyarakat, akademisi, dan pemerintah untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
“Kita harus mendorong kebijakan yang tidak hanya sekadar menindak, tetapi juga memberikan solusi konkret bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertambangan,”
— Subra
Kader PMII: Agen Perubahan yang Progresif
Diskusi ini menegaskan bahwa perjuangan kader PMII bukan sekadar retorika, tetapi merupakan aksi nyata yang memberikan dampak signifikan bagi masyarakat.
Seperti yang disampaikan oleh kader PMII dari Kabupaten Lebak :
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan individu. Yang paling penting adalah bagaimana kita membangun sinergi dengan masyarakat, media, dan pemangku kebijakan agar perubahan yang kita dorong lebih efektif dan berkelanjutan.”
— Silvi Dianti
Kesimpulan
Melalui pemahaman mendalam terhadap isu lokal, penguatan jaringan advokasi, serta konsistensi dalam perjuangan, kader PMII diyakini dapat terus menjadi agen perubahan yang progresif.
Baca Juga : Tren Terbaru dan Implikasinya bagi Ekonomi Nasional