“Semoga apa yang telah kita lakukan menjadi tabungan amal di akhirat kelak. Walaupun ini adalah hari terakhir perayaan, insyaAllah perjuangan kita dalam berkhidmat kepada NU dan masyarakat tetap berlanjut,” tambahnya.
Rangkaian Kegiatan Semarak Harlah NU ke-102
Acara Semarak Harlah NU 102 ini telah berlangsung sejak 16 Januari 2025, bertepatan dengan 16 Rajab, yang diawali dengan Istighosah, Khatmil Qur’an, dan pemotongan tumpeng sebagai simbol pembukaan acara. Selanjutnya, berbagai kegiatan digelar, termasuk:
- Musabaqoh Qiroatil Kutub – Lomba membaca dan memahami kitab Risalah Ahlissunnah Wal Jama’ah karya Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.
- Lomba Paduan Suara – Menyanyikan Mars Syubbanul Wathan (Yalal Wathan) dan shalawat Annahdliyah.
- Apel Akbar – Diikuti oleh seluruh pengurus PCNU, lembaga, dan Banom.
- Donor Darah – Dilaksanakan oleh Lembaga Kesehatan NU (LKNU) bekerja sama dengan PMI Lebak.
- Santunan Anak Yatim – Sebagai bentuk kepedulian sosial NU kepada masyarakat.
- Kajian Kitab Risalah Ahlissunnah Wal Jama’ah – Mengkaji pemikiran Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari mengenai prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah.
- Konsultasi Hukum Gratis – Memberikan layanan hukum bagi masyarakat.
- Khitan Massal & Pemeriksaan Kesehatan Gratis – Bentuk kontribusi NU dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
- Kajian Ke-NU-an dan Ke-Indonesia-an – Menguatkan pemahaman tentang nilai-nilai NU serta kebangsaan.
Baca Juga : Rekomendasi Buku Passionmu
KH. Asep Saefullah juga mengajak warga NU untuk terus menjaga Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan pentingnya menerapkan prinsip tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi), dan i’tidal (adil).
“Sebagai warga NU, kita harus memegang teguh nilai-nilai Islam yang moderat dan menjunjung tinggi kebhinekaan serta harus setia kepada prinsip PBNU : Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945,” tegasnya.
Penutupan: Totalitas Ber-NU dalam Kehidupan Sehari-hari
KH. Asep Saefullah mengingatkan bahwa ber-NU bukan sekadar mengikuti acara, tetapi harus diterapkan dalam fikrah (pemikiran), harakah (gerakan), dan amaliyah (amal perbuatan) yang sesuai dengan ajaran NU.
“Jangan sampai fikrah, harakah, dan amaliyah kita tercampur dengan paham-paham yang bertentangan dengan NU. Kita harus ber-NU secara totalitas,” pesannya.
Dengan ditutupnya rangkaian Semarak Harlah NU ke-102, diharapkan semangat perjuangan dan kebersamaan dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah terus berkembang, tidak hanya di Lebak, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Baca Juga : Rekomendasi Buku 337 Tanya Jawab Fiqih Wanita