2. Memahami Karakter Lawan Bicara
Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda, seperti sanguinis (ceria), melankolis (perasa), koleris (tegas), dan plegmatis (tenang). Memahami karakter lawan bicara akan membantu dalam menyesuaikan cara berkomunikasi.
Misalnya, ketika berbicara dengan seseorang yang sanguinis, gunakan humor untuk mencairkan suasana. Namun, jika berbicara dengan melankolis, hindari candaan berlebihan agar komunikasi tetap berjalan dengan baik.
3. Membangun Koneksi Emosional
Koneksi emosional penting dalam membangun komunikasi yang efektif. Mengetahui gelar, jabatan, atau prestasi lawan bicara dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, baik dalam diskusi personal maupun di depan banyak orang.
Contoh: Seorang mahasiswa yang ingin bertemu dengan Wakil Rektor Kemahasiswaan harus mempersiapkan konsep komunikasi yang logis, memahami karakter wakil rektor, serta mengetahui hal-hal yang membuatnya terkesan.
Kesimpulan
Menguasai seni berbicara dan retorika yang dikembangkan oleh Aristoteles memungkinkan seseorang untuk berdialektika dengan lebih efektif. Dengan memahami tiga pilar utama—logika, karakter lawan bicara, dan koneksi emosional—kita dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam berbagai situasi, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam forum yang lebih luas.
Baca Juga : Alasan Mengapa Turunnya Kepercayaan Diri

