Tragedi yang Menimpa
10 Februari 1998, merupakan peristiwa yang sangat mencengangkan karena jasadnya wiji menghilang dari muka bumi, pada tanggal tersebutlah terkahir Sipon berkomunikasi dengan sang suaminya.
Karena situasi negara Indonesia pada kala itu sedang mengalami krisis moneter, keotoriteran penguasa dalam mengungkapkan pendapat dan dominasi militer yang terlibat dalam pelanggaran HAM menghilangkan nyawa seseorang.
Sipon tidak melaporkan kehilangan atas wiji karena situasi yang memanas hingga tahun 2000, setelah banyak upaya dilakukan untuk mencari keberadaannya namun tidak ada hasil, baru dirinya mendatangi kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (KontraS). Akan tetapi hingga detik ini beliau belum ditemukan walau hanya sehelai rambutnya.
Warisan Wiji Thukul
Seperti yang sudah dijelaskan mengenai gerak juangnya kita dapat memahami ketulusan dari seorang pemuda yang memperjuangkan hak-haknya dalam berpendapat. Meski dibungkam tidak membuat diam, terus di kejar tidak membuat gentar hingga di penggal tidak membuat jiwanya hilang dari peradaban.
Tubuh wiji memang tidak lagi berdiri diatas tanah, akan tetapi nilai perjuangannya tetap melangit, tidak ada yang mampu menghapus rekam jejak dari seorang aktivisme yang didasari dengan keidealisan serta keiklasan.
Baca Juga : IKMC Gelar Aksi Berbagi Ramadhan di Cipanas
Baca Juga : Penambangan Emas Ilegal di Banten Merugikan

